Perempuan di era globalisasi memiliki kesetaraan gender dengan pria, bebas mengekplorer diri, mengembangkan potensi, boleh sibuk dengan jenjang karir atau bisnis yang lagi trend dan tidak lagi sibuk dengan urusan dapur atau cuma ngurusin anak-anak, SETUJU?
Mayoritas orang tua menuntut anak perempuannya bisa memasak karena suatu waktu si anak akan menikah dan jadi "istri" sekaligus ibu, tapi tuntutan demikian lebih sering ditanggapi berbeda oleh kebanyakan perempuan, bahkan dijawab dengan pernyataan “mau istri bisa masak cari aja tukang masak”, “mau istri beres beres rumah terus? nikah aja sama pembantu”, atau “mau istri diem aja dirumah, duduk manis sambil nungguin suami pulang kerja, nikah gih sama barbie atau “guling” yang agak gemukan dikit” haha
Ooopss..
Ternyata jawaban yang demikian ditentukan oleh faktor mindset, usia, dan tingkat kedewasaan seseorang untuk berdamai dengan fase kehidupan. Yok kita ubah mindset yang kurang tepat!
Perempuan itu istimewa, dalam al-qur’an saja ada surah an-nisa (Perempuan), surat laki-laki ada? Tidak kan, kalo laki-laki langsung tertulis nama laki-laki pilihan; surah Muhammad, surah Yusuf, Surah Isa dsb. Istimewakan.
Gak perlu mewek karena ibu dirumah ngomel dengan topik yang sama “Ayo, Masak!”, dulu waktu saya masih kuliah saya bahkan lebih baik nahan lapar daripada harus masak, parahkan? apalagi kalo ada kuis, mid semester ditambah tugas-tugas kampus, hari minggu itu dikamar bisa seharian, Cuma “BELAJAR”. Karena ibu dirumah udah mulai bete liat anaknya Cuma sibuk sama buku-buku, akhirnya ibu mulai protes dan bilang “Didapur ini juga Belajar”. Sampai kuliah selesai obrolan tema “Didapur ini juga Belajar” masih jadi topik hangat, hahaha, karena masih belum bersahabat sama dapur.
Kuliah kelar, masuk dunia kerja, cara berpikir tentang banyak hal selangkah lebih maju dan disini fase mulai menyukai hal-hal baru dari traveling, Olahraga, bahkan MASAK..
Ternyata Perempuan itu memang harus serba bisa. Apalagi memasak, hukumnya jadi Wajib! Kog gitu?
Katanya perempuan manager keuangan, Masa iya anggaran belanja yang harusnya untuk satu minggu Cuma bisa maksimal tiga hari lantaran beli jadi atau habis beli Fast food, trus terjamin gak? Kalo sakit karena kualitas makanan buruk, berarti harus nyiapin anggaran biaya tak terduga, begitu? (ketauan ini yang nulis orang ekonomi). #mohonAbaikan
Selalu membeli makanan diluar, anda yakin higienis, bisa dipastikan proses pembuatannya diawali dengan bismillah? (Diluar konteks "berbagi rezeki"). Sakit memang datang sebagai cobaan dari Allah tapi ikhtiar manusia adalah hidup sebaik-baiknya, termasuk memilih pilihan yang tepat. Bagaimanapun pada dasarnya semua berangkat dari diri kita sendiri, baik pola hidup kita maka akan baik pula imbasnya pada tubuh kita, demikian sebaliknya.
Perempuan harus bisa masak karena ditangannya lah diharapkan tumbuh anak-anak yang soleh dan berbudi pekerti, Apa hubungannya? ini dia; masaklah apa yang kamu bisa masak, kemudian ucaplah bismillah kemudian berzikirlah saat memasak, karena masakan yang dibuat akan menjadi daging dalam tubuh keluargamu, jadi sebutlah nama Allah agar Ia hadir disetiap aliran darahmu.kehangatan tangan seorang ibu dalam meracik makanan untuk keluarganya tentu berbeda, meski sederhana tapi yang demikian itu istimewa
Jadi jangan selalu beranggapan bahwa zaman sudah modern sehingga perempuan tidak perlu mengerjakan hal-hal yang dianggap klasik. Pernah dengar ungkapan “Educate a woman, educate a nation”, imagine it! Begitu besarnya peranan perempuan sampai dikatakan mendidik seorang wanita adalah mendidik sebuah bangsa. Tersirat harapan dalam yang tersurat. Jadi mulai saja dari yang paling mudah tapi paling berpengaruh, “Memasak”
Perempuan itu pejuang sepanjang masa, karena dari rahimnya lah kelak lahir anak-anak hebat di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu sebagai perempuan mari kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya, tidak perlu jadi istri dan ibu dahulu baru belajar memasak, kasihi orang-orang terdekat anda, memasaklah untuk kedua orang tua anda, adik, kakak, handai taulan sembari gunakan bumbu utama yakni “Do’a”.
Memasak itu hal sepeleh, tapi kalo dalam masakan yang kita masak selalu kita dimohonkan kesehatan dan keberkahan dalam setiap suapan maka kamu sudah membuat masakan lebih dari sekedar “MAKANAN JASMANI tapi juga ROHANI"
MymindTelling
Ig. @rhisma_hijab