Rabu, 08 Agustus 2018

ANAKMU INVESTASI DUNIA AKHIRAT, AYAH IBULAH SEBAIK-BAIK PENDIDIK USIA DININYA

Tema: Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian


Keluarga merupakan pondasi utama bagi tegaknya sebuah peradaban. Guna kokohnya pondasi maka ilmulah yang menghiasinya. Menikah untuk menjadi keluarga bukan hanya butuh kesiapan finansial tapi juga ilmu sebagai faktor yang lebih crusial, sebagaimana pernikahan adalah ibadah maka harus dijalani dengan ilmu, karena ibadah tanpa ilmu akan sesat. 

Pendidikan orang tua di rumah adalah yang banyak terabaikan, sebagian orang tua terlalu fokus dengan tugasnya mencari nafkah, lalai dalam mendidik anak. Lupa bahwa rumah adalah tempaan pertama bagi anak-anak. Hal tersebut salah satu faktor kurangnya ilmu, padahal orang tua zaman now bukan orang-orang yang tidak pintar. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. (John Dawey, 1990)
Defenisi diatas menjelaskan bahwasannya wilayah mendidik itu luas, tanpa batasan. Tidak terfokus hanya pada lembaga formal saja, tapi juga non formal dan informal, semua bisa ambil peranan termasuk orang tua.

Adapun yang perlu diketahui keyakinan yang salah (False Belief) yang lama tertanam pada orang tua dalam pendidikan anak, sebagai berikut:
1.  Menyekolahkan anak sedini mungkin agar tumbuh cerdas/ pintar dimana semakin dini sekolah, otak anak semakin berkembang, sehingga ada yang masuk pra sekolah 1,5-2 thn.
2. Menyekolahkan anak usia dini agar siap menghadapi persaingan zaman.
3. Sudah terbentuk opini: Di sekolah, kegiatan anak hanya bermain, permainannya lebih lengkap, anak belajar sosialisasi, belajar patuh pada aturan dan instruksi.
4. Menjadi orang tua dengan ilmu parenting yang hanya "learning by doing"
5. Rumah ya rumah, bukan sekolah, tak bisa mendidik, tak masalah.
6. Keteladanan itu dari guru-guru disekolah saja, sehingga berpikir pembentukan karakter, etika, dan sikap serta penanaman nilai-nilai positif datangnya dari lembaga formal
7. Peranan orang tua mencari nafkah dan memberikan pendidikan formal terbaik sebagai bekal untuk menghadapi persaingan dimasa depan.

Menjawab false Belief tersebut, adapun yang perlu untuk diketahui dan dikembangkan pula oleh orang tua, bahwasannya kebenaran sesungguhnya (True Belief) yang mengendap, sebagai berikut:
1. Pintar/ cerdas ada waktunya, usia dini yang berkembang adalah pusat perasaan sehingga anak harus bahagia, bukan pintar.
IDN times (2018) menjelaskan Finlandia sebagai peringkat pertama dengan sistem pendidikan terbaik memiliki inovasi dalam pencapaiannya salah satunya: anak-anak di Finlandia tak diperkenankan masuk Sekolah Dasar jika umurnya belum genap 7 tahun, anak akan jenuh dan cenderung tak optimal mengenyam pendidikan dengan usia yang belum matang. Perlu diketahui usia 0 - 2thn adalah fase stimulasi motorik.

2. Bukan anak yang disiapkan untuk menghadapi persaingan zaman, tapi orang tua yang harus menyiapkan diri menjadi orang tua, bekal untuk pola asuh anak, mengolah innerchild dalam diri orang tua. sehingga ibu ayah tidak hanya disiapkan menjadi ahli namun punya kesabaran dan endurance untuk jadi orang tua.

3. Tahukah bapak ibu?
=> Permainan terbaik adalah tubuh bapak ibu, guna tercipta kelekatan batin, dan permainan paling kreatif adalah bermain tanpa mainan, jangan batasi kreatifitas anak dengan mainan yang siap pakai.
=> Anak < 5thn belum saatnya belajar bersosialisasi tapi yang utama adalah menumbuhkan iman pada hatinya, siapkan jadi anak beriman, sehingga saat masa sosialnya tiba (baligh) dia menjadi anak yang tidak mudah dipengaruhi hal-hal buruk karena keimanan dan ketaqwaannya. Dengan catatan bapak ibu menjadi sudah menauladani dalam bersikap, bertutur, dan berperilaku.
=> Anak hanya akan merasa pusing jika hal yang ia sukai akan diikuti berbagai aturan dan dilatih dengan beberapa instruksi.

Kebutuhan anak dalam 0-6thn adalah bermain, dan pada usia tersebut anak harus lebih banyak berinteraksi dengan orang tuanya, belum waktunya ia belajar sosialisasi, apalagi berbagi mainan, "mereka hanya bisa bermain bersama dengan mainannya masing-masing", ungkap psikolog Elly Risman S. Psi. 

4. Orang tua yang membekali diri dengan ilmu parenting akan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dalam perkembangan anak, menciptakan harmonisnya hubungan sebagai orang tua, menjadi orang tua yang hangat, bahkan bisa menjadi sahabat bagi anak-anak, anak menemukan tempat nyamannya mencurahkan isi hati, bukan pada temannya, tapi pada ayah ibunya. Sehingga jika ilmu parenting hanya disiapkan dengan "learning by doing" tanpa disadari, ayah ibu sedang mempertaruhkan masa depan buah hati dan hubungan baik antara anak dengan orang tua.

5. Jadilah orang tua juga guru bagi anak di rumah, menyiapkan materi pembelajaran tentang apa saja, dimulai dari pelajaran-pelajaran yang melatih daya imajinasi anak, dan tetap menciptakan suasana menyenangkan, belajar sambil bermain. 

6. Anak layaknya kertas putih yang bersih, ia hanya akan menampilkan hasil tulisan apapun yang kita buat, sehingga kekeliruan terbesar saat usia dini orang tua absen dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak-anaknya.  anak-anak adalah masa keemasan, maka hadirlah untuk mereka dalam masa tersebut. Orang tua adalah lingkungan pertama sehingga orang tua harus menghindari diri dari perbuatan negative, seperti; membentak ketika marah, menakut-nakutinya, menegur dengan kasar, dan tidak membiasakan meminta maaf ketika melakukan kesalahan,  serta bertanggung jawab memberi contoh kebiasaan baik. Mata anak itu terikat dimata orang tua, anak plagiator handal maka perbaiki dulu ibu bapak maka anak akan meniru. Menumbuhkan kebaikan pada anak sungguh mudah sekali, yakni orang tua melakukannya terlebih dahulu, apapun. Apabila masa pembentukan karakter dasar terlewati oleh ayah ibu yang terlalu sibuk bekerja, itu adalah masalah besar. Sama halnya sedang menyia-nyiakan emas dalam rupa "anak", jika demikian pada akhirnya bukan lingkungan luar yang mengancam keselamatan anak-anak, tapi keluarga sebagai lingkungan terdekat yang tak bisa menjadi impact baik bagi karakter anak.

7. Peranan orang tua tidak sekedar mencari nafkah semata, tapi multifungsi. Adapun peranan orang tua, sebagai berikut:
1. Peran Ayah
Ayah ibaratnya kepala sekolah dan ibu adalah gurunya, untuk belajar mengajar bapak ibu tentu harus menjalankan sesuai kurikulum. Ayah sebagai qowwam/ pemimpin bukan hanya melindungi dan memberi nafkah kepada keluarga, tapi juga pendidik dan bahkan mencarikan pendamping yang baik untuk anaknya. Bahkan dalam al-Qur'an terdapat banyak dialog antara ayah dan anak dibanding dialog ibu dan anak, disana menggambarkan bahwa betapa pentingnya kehadiran ayah dalam pendidikan anak. Dalam lembaran sejarah islam diriwayatkan syaikhul islam abu Abbas Ahmad bin Adillah Almagribi AlFasi ditengah kesibukannya sebagai ulama, ia mengajari putrinya tujuh cara baca qur'an serta buku hadist seperti Bukhari & Muslim. Dan banyak lagi tokoh islam lainnya yang tidak melewatkan pendidikan bagi anaknya, maka tidak ada alasan bagi ayah zaman now untuk mengambil peranan. Anak usia dini belum bisa memilah yang baik dan buruk atau yang salah dan benar, maka tugas  ayahlah menanamkan aqidah, akhlaq dan mengarahkan perilakunya serta membimbing sehingga anak tumbuh dengan kepribadian yang kuat dan terarah. Sebagaimana perkataan ibnu qoyyim bahwa "kerusakan yang terjadi pada anak itu adalah ayahnya" , maka optimalkan peranan sebagai ayah dengan menjadi sebaik-baik tauladan.




2. Peran Ibu
Kedekatan baik fisik maupun emosional  sudah terjalin secara alamiah dimulai mengandung, menyusui hingga dua tahun sehingga kasih sayang ibu adalah jaminan awal tumbuh kembang anak, dimana Dalam website Farid mahfudz bahwa Anak yang kehilangan pembinaan, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya, maka anak akan mengalami "deprivasi maternal" dan gangguan kejiwaan "attachment disorder" (Siti Nuryati, 2007). Dalam islam ummi wal madrosatil ulla, ibu adalah madrasah/ sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu sebagai yang lebih dekat dan sering berkomunikasi dengan anak, maka ibu bertugas menanamkan kebiasaan yang baik bagi anak, dimulai memperkenalkan shalat tepat waktu dan di masjid bagi anak laki-laki, membaca Qur'an, keteraturan dalam makan, menjaga kebersihan, sampai membiasakan sedekah dan menolong orang. Ibu tidak cukup hanya merencanakan kehamilan tapi sudah harus bersiap merencanakan pendidikan agama sedini mungkin, islam mengajarkan persiapan pendidikan anak dimulai dari mencari pasangan hidup, sebagai partner dalam membesarkan buah hati, kemudian dimasa kehamilan membiasakan hal-hal baik/ amalan wajib dan menghiasi dengan yang Sunnah. Sebagaimana dicontohkan oleh wanita suci Maryam Ra dalam mengandung Isa As, sehingga lahir putra soleh dari ibu yang juga shalihah dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik serta ketaatan beliau pada perintah Allah swt.
  
Dari tujuh false and true belief tersebut dapat kita simpulkan begitu pentingnya peranan orang tua dalam mencetak generasi unggul, sehingga perlunya ayah ibu memaksimalkan waktu dan ilmu dalam mendampingi tumbuh kembang anak, siapkan diri ayah ibu juga untuk menjadi panutan bagi anak-anak, sehingga mereka tak butuh mengidolakan superman, batman atau pahlawan bertopeng sebagai pahlawan maya karena tokoh hebatnya sudah ada dalam rumahnya. Orang tua juga perlu mencerdaskan diri agar tidak pada keyakinan yang salah (false belief) sehingga berakibat pada pengambilan keputusan yang keliru untuk masa depan anak. 

Anak adalah asset/ investasi bukan didunia saja tapi juga diakhirat. Persiapkan kecerdasan spritualnya maksimal sejak dini, maka kecerdasan intelektual dan emosionalnya akan mengiring. Dengan demikian orang tua sudah turut membantu penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah, bahkan membantu permasalahan moral bangsa ini. #sahabatkeluarga

Minggu, 15 Januari 2017

Belajar dari wanita Quraisy


salah satu petunjuk Nabi yang sangat detail tentang mencari istri dan bisa juga untuk bahan koreksi bagi setiap muslimah yang telah menjadi istri. Sekaligus bukti bahwa tidak ada petunjuk yang sedetail, seindah, dan sedalam bimbingan wahyu kecuali jika kita mau mendengar Rasulullah. Beliau memberi pelajaran sekaligus rekomendasi yang pasti tidak diragukan kualitasnya.
خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ، صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ
“Sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholeh dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan wanita yang mengendarai unta adalah wanita Arab. Al Qostholani dalam Irsyadus Sary menjelaskan, “Dikhususkan Arab di antara manusia lain dan dikhususkan Quraisy di antara Arab sebuah petunjuk bahwa Arab paling mulia di antara manusia dan yang paling mulianya adalah Quraisy.”
Rasulullah berasal dari Quraisy. Al Quran sendiri diturunkan dengan Bahasa Arab dengan logat Quraisy. Salah satu surat yang menyebut suku dalam Al Quran adalah Surat Quraisy. Di mana Allah mengisyaratkan beberapa kelebihan mereka.
Ini bukan pembicaraan fanatisme kesukuan. Nabi menyampaikan dalam khutbah beliau bahwa tidak ada kelebihan Arab di atas non Arab. Tetapi syariat juga yang menyebutkan beberapa kelebihan suku-suku lain. Seperti saat Al Quran menyebut keistimewaan para sahabat Anshor (Madinah) dan Muhajirin (Mekah) dalam Surat Al Hasyr. Demikian juga keistimewaan masyarakat Mesir, Yaman dan lain sebagainya. Di antara yang beliau sebutkan adalah Quraisy. Dan inilah yang memutuskan dialog hangat antar sahabat di Saqifah Bani Sa’idah saat mereka memilih pemimpin sepeninggal Nabi. Di mana dibacakan hadits yang menjadi hakim atas dialog itu, “Kami (Quraisy) adalah pemimpin dan kalian (Anshor) adalah pembantu pemimpin.” Para sahabat pun sepakat tanpa ada perbedaan setelah diingatkan oleh hadits tersebut.
Di majlis itu Abu Bakar menjelaskan lebih dalam, “Mereka adalah Arab yang menempati wilayah di tengah dan memiliki kehebatan nasab paling baik.”
Pembahasan hadits di atas, Nabi menjelaskan bagi setiap muslim yang ingin mencari istri istimewa. Nabi kembali menunjuk wanita sholihah dari kalangan Quraisy.
Abu Huroiroh menjelaskan bahwa Maryam tidak pernah mengendarai unta sama sekali (Shohih Muslim). Ini menunjukkan bahwa Maryam tidak masuk dalam perbandingan ini. Karena seperti dalam kalimat Rasul yang lain bahwa Maryam adalah satu-satunya wanita yang mencapai tingkat sempurna.
Dalam Shohih Muslim dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melamar Ummu Hani’ (dari Quraisy). Ummu Hani’ menjawab: “Ya Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari pada pendengaranku dan penglihatanku. Sementara hak suami itu besar. Aku takut jika sedang melayani suamiku, aku melalaikan urusanku dan anakku. Jika aku sedang mengurus anakku, aku mengabaikan hak suami.
Rasul menjawab: “Sesungguhnya sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholih dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.”
Ini pujian untuk Ummu Hani’ yang berasal dari kalangan wanita sholihah dari Suku Quraisy. Seperti yang tercermin pada kalimatnya, sebagai seorang janda beranak kecil ia tidak mau mengurangi perhatiannya pada anak. Di satu sisi ia sadar betul bahwa hak suami begitu besar. Walau ia sangat mencintai Rasulullah, tetapi Ummu Hani’ menyampaikan keberatannya. Rosul pun tidak jadi menikahinya.
Wanita Sholih dari Suku Quraisy mempunyai dua kelebihan,
Pertama, paling lembut kepada anak-anak di usia kecilnya. Inilah usia yang sangat memerlukan kesabaran, kelembutan, kasih sayang dan fokus. Kelembutan dan kasih sayang wanita Quraisy tidak terbatas pada anak kandungnya saja. Al Qostholany dalam Irsyadus Sary menjelaskan, “Kata walad (anak) dalam bentuk nakiroh (tidak definitif), sebuah isyarat bahwa ia bersikap lembut kepada anak manapun, walaupun itu anak (bawaan) suaminya.” Sikap lembut dan kasih itu merupakan karakter aslinya yang terpatri dalam dirinya. Adapun dalam riwayat lain disebut anak yatim dan anak kecil, bukan berarti kasih sayang hanya sebatas saat anak masih kecil atau sudah yatim. Berikut penjelasan Ibnu Hajar dalam Fathul Bary, “Hadits menggunakan kata anak yatim dan anak kecil, sesungguhnya sifat lembut pada anak itu menetap dalam dirinya. Tetapi disebutkan dua keadaan itu (yatim dan kecil), dikarenakan (lembut) sangat diperlukan pada kedua keadaan itu.”
Kedua, pandai dan mampu menjaga harta suami. Inilah yang dimaksud oleh kalimat tersebut, “Paling melindungi dan menjaga amanahnya, memelihara dan meninggalkan mubadzir dalam menafkahkan.” (Ibnu Hajar dalam Fathul Bary).  Semua suami sangat suka dengan istri yang seperti ini.
Petunjuk Nabi ini menjadi rekomendasi tingkat tinggi dari beliau. Jaminan mutu tak mungkin kecewa. Wanita sholih Quraisy. Jika ada yang bisa mendapatkannya, maka jangan lagi ragu untuk mengambilnya.
Tapi, kalaupun bukan dari Suku Quraisy Nabi telah membuka dua keistimewaan wanita sholih Quraisy.


Kamis, 21 April 2016

Happy Kartini's Day

There are countless women who have inspired me on my journey to making my dreams come true and you are one of them.


Terima kasih ibu Kartini 👵


Engkau tlah menghadirkan senyum di wajah perempuan-perempuan Indonesia


Perempuan indonesia kini hadir dengan segala dedikasi di berbagai bidang


Feodalismemu Memerdekakan perempuan Indonesia menuntut ilmu hingga ke negeri china 

Bersiap membangun putera puteri bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia


Sebagaimana dalam tulisanmu bahwa dari perempuan, manusia menerima pendidikan pertama-tama, dipangkuannya anak belajar merasa, berpikir, berbicara, dan bagaimana ibu-ibu bumiputera itu dapat mendidik anak-anak mereka kalau mereka sendiri tidak terdidik (31 Januari 1901) 


"Educate a woman, educate a nation"


Ada harapan yang tersirat dalam yang tersurat.


Semoga kami adalah bagian dari perempuan yang membawa perubahan dari sebuah peradaban, meski dari sumbangsih terkecil.


By Risma


21.04.16 



Rabu, 20 Januari 2016

Pasangan Terbaik

Seperti apa terbaik itu?

Apa seperti kata afgan dalam albumnya "wajahmu mengalihkan duniaku"?

bahwa fisik nya "paling menpesona"
Apa seperti Bill Gates yang terkaya sejagat raya?
atau seperti Albert Einsten yang terpintar sepanjang masa?
dan
Apa seperti Nabi Muhammad SAW sebagai Orang Paling Berpengaruh seantero idunia?

Mereka memang tokoh terbaik dunia, Namun:


Jika ukurannya hanya fisik maka "terbaik" akan ber"masa"

Jika ukurannya kekayaan maka "terbaik" hanya sederet "angka"
Jika ukurannya kecerdasan maka "terbaik" hanya persoalan "otak" semata

Jika ingin yang semulia dan sebijaksana Nabi Muhammad SAW, "tak akan pernah ada".


Terbaik itu lebih sederhana

Tak perlu secantik angelina jolie atau segagah brad pitt yang bisa mengalihkan duniamu
Tak perlu sekaya Bill gates atau secerdas Albert Enstein 
dan
Tak mungkin ia yang semulia Nabi Muhammad SAW, karena beliau manusia pilihan yang telah melewati "Syaqqus Shadr", dimana dadanya dibelah diambil hatinya kemudian dicuci dalam bejana emas menggunakan air zam zam, dibersihkan hatinya dari sifat-sifat setan

So


Terbaik itu;

Yang cerminan dirinya memantul padamu
Yang bersedia melengkapi hidupmu
Yang tetap bersyukur dan menerima setelah melihat kekuranganmu
Yang selalu terjaga dalam ibadah senantiasa memohon berkah
menjaga kesetian dalam suka dan duka agar mawaddah
Yang saling berusaha memperbaiki diri karena Allah
dan berserah hanya kepada-Nya

itu sudah LEBIH dari CUKUP


Sesungguhnya yang baik dalam pandangan manusia belum tentu baik dihadapan Allah Swt, dan yang terbaik dihadapan Allah Swt belum tentu nampak baik dipandangan manusia.


Allah lah Dzat Yang Maha Mengetahui, pada Allah saja tempat memohon yang Terbaik.




by Myself - Risma


Jumat, 23 Oktober 2015

Hari gini, Perlukah Perempuan memasak?



Perempuan di era globalisasi memiliki kesetaraan gender dengan pria, bebas mengekplorer diri, mengembangkan potensi, boleh sibuk dengan jenjang karir atau bisnis yang lagi trend dan tidak lagi sibuk dengan urusan dapur atau cuma ngurusin anak-anak, SETUJU?

Mayoritas orang tua menuntut anak perempuannya bisa memasak karena suatu waktu si anak akan menikah dan jadi "istri" sekaligus ibu, tapi tuntutan demikian lebih sering ditanggapi berbeda oleh kebanyakan perempuan, bahkan dijawab dengan pernyataan “mau istri bisa masak cari aja tukang masak”, “mau istri beres beres rumah terus? nikah aja sama pembantu”, atau “mau istri diem aja dirumah, duduk manis sambil nungguin suami pulang kerja, nikah gih sama barbie atau “guling” yang agak gemukan dikit” haha
 
Ooopss.. 
Ternyata jawaban yang demikian ditentukan oleh faktor mindset, usia, dan tingkat kedewasaan seseorang untuk berdamai dengan fase kehidupan. Yok kita ubah mindset yang kurang tepat!

Perempuan itu istimewa, dalam al-qur’an saja ada surah an-nisa (Perempuan), surat laki-laki ada? Tidak kan, kalo laki-laki langsung tertulis nama laki-laki pilihan; surah Muhammad, surah Yusuf, Surah Isa dsb. Istimewakan.

Gak perlu mewek karena ibu dirumah ngomel dengan topik yang sama “Ayo, Masak!”, dulu waktu saya masih kuliah saya bahkan lebih baik nahan lapar daripada harus masak, parahkan? apalagi kalo ada kuis, mid semester ditambah tugas-tugas kampus, hari minggu itu dikamar bisa seharian, Cuma “BELAJAR”. Karena ibu dirumah udah mulai bete liat anaknya Cuma sibuk sama buku-buku, akhirnya ibu mulai protes dan bilang “Didapur ini juga Belajar”. Sampai kuliah selesai obrolan tema “Didapur ini juga Belajar” masih jadi topik hangat, hahaha, karena masih belum bersahabat sama dapur.

Kuliah kelar, masuk dunia kerja, cara berpikir tentang banyak hal selangkah lebih maju dan disini fase mulai menyukai hal-hal baru dari traveling, Olahraga, bahkan MASAK.. 

Ternyata Perempuan itu memang harus serba bisa. Apalagi memasak, hukumnya jadi Wajib! Kog gitu?

Katanya perempuan manager keuangan, Masa iya anggaran belanja yang harusnya untuk satu minggu Cuma bisa maksimal tiga hari lantaran beli jadi atau habis beli Fast food, trus terjamin gak? Kalo sakit karena kualitas makanan buruk, berarti harus nyiapin anggaran biaya tak terduga, begitu? (ketauan ini yang nulis orang ekonomi). #mohonAbaikan

Selalu membeli makanan diluar, anda yakin higienis, bisa dipastikan proses pembuatannya diawali dengan bismillah? (Diluar konteks "berbagi rezeki"). Sakit memang datang sebagai cobaan dari Allah tapi ikhtiar manusia adalah hidup sebaik-baiknya, termasuk memilih pilihan yang tepat. Bagaimanapun pada dasarnya semua berangkat dari diri kita sendiri, baik pola hidup kita maka akan baik pula imbasnya pada tubuh kita, demikian sebaliknya.

Perempuan harus bisa masak karena ditangannya lah diharapkan tumbuh anak-anak yang soleh dan berbudi pekerti, Apa hubungannya? ini dia; masaklah apa yang kamu bisa masak, kemudian ucaplah bismillah kemudian berzikirlah saat memasak, karena masakan yang dibuat akan menjadi daging dalam tubuh keluargamu, jadi sebutlah nama Allah agar Ia hadir disetiap aliran darahmu.kehangatan tangan seorang ibu dalam meracik makanan untuk keluarganya tentu berbeda, meski sederhana tapi yang demikian itu istimewa

Jadi jangan selalu beranggapan bahwa zaman sudah modern sehingga perempuan tidak perlu mengerjakan hal-hal yang dianggap klasik. Pernah dengar ungkapan “Educate a woman, educate a nation”, imagine it! Begitu besarnya peranan perempuan sampai dikatakan mendidik seorang wanita adalah mendidik sebuah bangsa. Tersirat harapan dalam yang tersurat. Jadi mulai saja dari yang paling mudah tapi paling berpengaruh, “Memasak”

Perempuan itu pejuang sepanjang masa, karena dari rahimnya lah kelak lahir anak-anak hebat di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu sebagai perempuan mari kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya, tidak perlu jadi istri dan ibu dahulu baru belajar memasak, kasihi orang-orang terdekat anda, memasaklah untuk kedua orang tua anda, adik, kakak, handai taulan sembari gunakan bumbu utama yakni “Do’a”.

Memasak itu hal sepeleh, tapi kalo dalam masakan yang kita masak selalu kita dimohonkan kesehatan dan keberkahan dalam setiap suapan maka kamu sudah membuat masakan lebih dari sekedar “MAKANAN JASMANI tapi juga ROHANI"

MymindTelling

Ig. @rhisma_hijab

Kamis, 14 Mei 2015

Touch Down in Brunei ...


Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin adalah masjid kerajaan Kesultanan Brunei yang terletak di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darussalam. Masjid ini adalah salah satu masjid paling mengagumkan di Asia Pasifik.

Masjid ini dibangun diatas laguna atau kolam buatan di tepi sungai Brunei di Kampong Ayer, "kampung yang terletak di atas air". Masjid ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dilengkapi taman yang permai dan air mancur.


Sayang banget kalo udah touch down ke brunei tapi belom mampir kesini, saya termasuk yang rugi.. maybe next chance #Hopefully

Brunei tu kecil tapi rakyatnya makmur, dollar brunei aja saat kesana $ 1 brunei = Rp. 7.100 itu udah beberapa tahun yang lalu. Nah sekarang sekitar Rp. 9.500,-.

Pertama kalinya landing di Bandara Sri Bengawan, sejenak melemparkan pandangan sembari menghirup udara baru di negeri orang (baca: menikmati moment), Bandaranya kecil, lebih kecil dari bandara domisili saya Sultan Mahmoed Badaruddin II, Palembang.


Setibanya di Bandara Sri Bengawan saya dan yang lain dijemput taxi hotel, jalanannya aman terkendali, sepi dan bebas macet. Saat menikmati pemandangan drivernya ngidupin radio, taraaaaa weww berasa di Indonesia karena semua deret lagu nya sepanjang jalan punya artis Indonesia. Ternyata mereka juga kalo ada acara-acara kenegaraan lebih banyak datangin artis kita, kebetulan pada hari itu bertepatan dengan ulang tahun putra mahkota brunei, jadi banyak artis indonesia yang akan mengisi acara ulang tahunnya.... hmmm *Senyumsimpul

Akhirnya sampai tujuan, turun dari taxi hotel kemudian ambil Locker room card, masuk kamar rebahan sebentar, karena udah berasa lapar, langsung bergegas ke resto yang ada di seputaran hotel, udah sampe disana siap-siap pesen menu, waitressnya datang (otak: nyiapin conversation inggris buat pesen menu2) dan waitress nanya "pesen apa mbak?" ... Gubrak.. ha? ternyata semua waitress nya adalah TKI dari indonesia.. super sekali :) #PejuangDevisaTanahAir..

eh, makanannya mahal gan, coklat yang suka dibeli di Indonesia waktu masuk supermarket sana harganya 2x lipat cin.. cancelled dah, keuangan udah darurat.. haha

lebih dari itu kalo soal suasana gak jauh beda sih dari Indonesia, Secara masih kalimantan, hanya saja negeri yang notabene negeri kaya minyak ini cuma punya penduduk skitar 400rb jiwa, kurang dari 1/3 penduduk jekarda gan, sedikit penduduk wajarlah kalo makmur.

Tetep aja Tanah kita tanah Surga, Di Indonesia tuh semua ada. 






Jumat, 26 September 2014

ANTARA KATANYA & NYATANYA, soal Pilkada, Ketok Palu

Akhirnya ketok palu sidang Paripurna bunyi juga, setelah ketok palu "diskor", lucu banget! Kesepakatan mengenai PILKADA hanya ada dua opsi, yakni Pilkada dipilih langsung oleh rakyat dan dipilih oleh Dewan terhormat DPR.

Want to know, what i feel? "Disappointed" makin bingung aspirasi rakyat yang mana yang sedang disuarakan oleh beberapa fraksi yang sepakat "Pilkada dipilih DPR".

Cuma bisa senyum aja (baca: Sinis) liat politik nya orang-orang yang katanya "Terhormat" itu. Kalo boleh saran, lima tahun kedepan rakyat gak usah diribetin dengan yang namanya "Pilih Caleg" yang notabene katanya "Wakil Rakyat". Mending slogan dari rakyat untuk rakyatnya diganti aja jadi dari caleg untuk caleg, InsyaAllah lebih pas, nah kalo kayak gini kan jadi bener-bener tidak menciderai cita-cita masyarakat Indonesia akan "Pemimpin Idaman"

Kalo Alasannya karena pemilihan secara langsung memakan biaya yang gak sedikit, trus apa kabar milih caleg?. Hayo kita itung-itungan, Kalo mau bicara biaya, matematika orang awam kayak saya ini juga jalan, contohnya kertas pilih kepala daerah, ingetkan kertasnya segede apa?, kalo kertasnya pilih caleg gimana? pasti ketawa kan kalo inget, udah kertasnya segede majalah dinding ditambah foto "Unknown". Jadi, Seribet-ribetnya Pilih Kepala Daerah, milih Caleg kayaknya lebih ribet. menjelang Pemilihan aja, cari simpati kemana-mana bicara soal Menyuarakan suara rakyat, udah dapet kursi lupa sama yang kasih kursi. Entah rakyat mana yang disuarakan?, Opzzz suara fraksi, mungkin.

Mungkin Dewan terhormatnya Merasa udah banyak habis uang untuk dapet kursi, dan harus segera mengembalikan uang yang dikeluarin, model kayak begini, bener-bener bikin saya gak tertarik ke dunia politik mampir aja ogah, NGERI! Ngeri mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah swt. (Kayak ada yang mau ngajakin aja haha)

Yah, Meskipun demikian tetep ada legislatif yang bener-bener mengemban tanggung jawab sebagai wakil dari rakyat, walaupun persentasenya gak akan sebanyak yang punya kepentingan sendiri/kelompok.

Sekarang kita tau kan sebanyak apa legislatif yang sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat, kalau dalam sidang paripurna yang intinya DPR VS RAKYAT, karena yang punya suara adalah DPR jadi pemenangnya juga yah DPR, sebagai penyuara aspirasi Partai.

Salam hormat, saudara-saudara yang terhormat, ingatlah dunia hanya sementara, ingat Tuhan Maha Melihat, Bekerjalah sebaik-baiknya meski tak ada satu pun orang yang bisa melihat kebaikanmu! Yakinkan hatimu Allah pemberi segala kebaikan. salam juang!